Strategi Mengatasi Masalah Belajar Pada Anak
Dok. TPQ Syubbanul Wathon |
Masalah belajar di MI/SD dapat dikelompokkan dalam beberapa hal berikut Keterlambatan akademik, Keterlambatan dalam belajar, Sangat lambat dalam belajar, Kurang motivasi dalam belajar, Bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, dan Sering tidak sekolah.
Peserta didik yang mengalami masalah belajar di atas perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut sehingga tidak mempengaruhi proses perkembangan peserta didik tersebut.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut di antaranya:
a. Pengajaran Perbaikan. Pengajaran perbaikan (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau memperbaiki yang membuat proses pemebelajaran menjadi lebih baik. Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus pembelajaran yang dimaksudkan untuk menyembuhkan atau memperbaiki baik proses maupun hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik. Pengajaran perbaikan dapat dilakukan kepada perseorangan atau sekelompok peserta didik yang menghadapi masalah belajar, sehingga mampu memperbaiki kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Melalui pengajaran perbaikan tersebut, peserta didik akan terbantu dalam memperbaiki proses belajarnya, sehingga berdampak pada perubahan/perbaikan hasil belajarnya.
b. Kegiatan Pengayaan. Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan pembelajaran yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang peserta didik yang sangat cepat dalam belajarnya. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah dan atau memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya. Peserta didik yang cepat dalam belajar, hampir selalu dapat mengerjakan tugas-tugas lebih cepat dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya dalam waktu yang ditetapkan.
c. Peningkatan Motivasi Belajar. Guru dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu peserta didik meningkatkan motivasin belajarnya. Prosedur yang dapat dilakukan guru antara lain: 1) memperjelas tujuan pembelajaran, 2) Menyesuaikan pembelajaran dengan bakat, 3) Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang berpikir dan menyenangkan, 4) Memberikan hadiah atau penguatan (rewards) dan hukuman (funisment) yang bersifat membimbing, 5) Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis, 6) Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu, 7) Melengkapi sumber dan peralatan/media pembelajaran, dan 8) Memfasilitasi peserta didik untuk mempelajari hasil belajar yang diperolehnya.
d. Peningkatan Keterampilan Belajar. Keterampilan belajar merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar peserta didik.
e. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik.
Masalah belajar di atas dapat terjadi karena faktor internal, yaitu kendala yang datang dari dalam diri si anak seperti kelemahan fisik, psikis, emosional dan ketrampilan maupun faktor eksternal yang yang datang dari luar diri si anak, seperti kurikulum, banyaknya jumlah siswa pada satu kelas, banyaknya kegiatan di luar jam pelajaran, dan halhal lain yang berhubungan dengan manajemen sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat.
Baca Juga:
Tujuan dan Fungsi Bimbingan Belajar
Aspek--aspek Pemahaman Individu
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 119-124) menjelaskan bahwa teknik bimbingan belajar dapat dibagi sebagai berikut:
1. Teknik individual
Melalui teknik ini pembimbing menghadapi siswa yang bermasalah dan memerlukan bimbingan. Suasana konseling dipengaruhi oleh pihak mana yang memulai proses bimbingan. Dalam hubungan yang demikian, maka dapat dibedakan beberapa teknik bimbingan individual sebagai berikut:
a. Directive Counseling. Teknik pelayanan bimbingan tertuju pada masalahnya, pembimbing yang membuka jalan pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
b. Non-Directive Counseling. Dengan prosedur ini pelayaanan bimbingan difokuskan pada anak yang bermasalah. Adanya pelayanan bimbingan bukan pelayanan yang mengambil inisiatif, tapi siswa sendiri yang mengambil prakarsa, yang menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari pihak lain.
c. Eclective Counseling. Teknik ini lebih luas jika dibandingkan dengan kedua teknik di atas. Melalui eclective counseling pelayanan tidak dipusatkan pada pembimbing atau pada siswa, tetapi masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani secara luwes, sehingga apa yang digunakan setiap waktu dapat diubah kalau memang diperlukan.
2. Teknik kelompok.
Teknik ini banyak digunakan dalam membantu memecahkan maslah-masalah yang dihadapi oleh beberapa orang siswa. Teknik kelompok dapat juga digunakan untuk membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh seorang individu. Beberapa jenis teknik bimbingan kelompok antara lain:
a. Home room.
Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru bersama siswa di dalam ruang kelas di luar jam pelajaran. Kegiatan home room dapat dilakukan secara periodik, misalnya seminggu sekali. Dalam kegiatan ini pembimbing dan siswa dapat lebih dekat, seperti dalam situasi di rumah.
b. Karya wisata.
Bimbingan karya wisata merupakan cara yang banyak menguntungkan. Dengan karyawisata siswa dapat mengenal dan mengamati secara langsung dari dekat obyek wisata yang menarik perhatiannya dan hubungannya dengan pelajaran di sekolah. Dengan karya wisata siswa mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, berorganisasi, kerja sama, dan tanggung jawab.
c. Diskusi kelompok.
Dalam diskusi kelompok sebaiknya dibentuk kelompok-kelompok kecil yang lebih kurang terdiri dari 4 sampai 5 orang. Siswa yang telah tergabung dalam kelompok-kelompok kecil itu mendiskusikan berbagai bentuk permasalahan termasuk di dalamnya permasalahan belajar secara bersama.
d. Kegiatan bersama.
Kegiatan bersama merupakan teknik bimbingan yang baik, karena dengan melakukan kegiatan bersama mendorong anak saling membantu sehingga relasi sosial positif dapat dikembangkan dengan baik.
e. Organisasi murid.
Kegiatan organisasi siswa sangat membantu proses pembentukan anak, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Melalui organisasi asas keseimbangan dapat dikembangkan dalam pembentukan pribadi. Kemampuan pribadi dapat dikembangkan dengan baik, kesiapan sebagai anggota kelompok atau masyarakat dapat dikembangkan dengan baik pula.
f. Sosiodrama.
Teknik sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan pada siswa untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial sehari-hari di masyarakat.
g. Papan bimbingan.
Papan bimbingan adalah papan yang ditempel di luar ruang kelas dapat menjadi suatu teknik bimbingan dan menjadi tempat persinggahan siswa di waktu senggang. Materi yang disampaikan di papan bimbingan dapat diganti secara berkala.
h. Upacara.
Uparara bendera merupakan kesempatan yang sangat baik bagi anak-anak dalam melatih disiplin, keterampilan, membentuk diri untuk dapat menghormati pahlawan, cinta bangsa dan tanah air. Upacara bendera merupakan rangkaian kegiatan sekolah untuk menanamkan, membina, dan meningkatkan penghayatan serta mengamalkan nilai-nilai dan cita-cita bangsa Indonesia.
Demikian uraian singkat tentang masalah belajar pada anak dan upaya mengatasinya, semoga bermanfaat.
Baca juga:
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Tujun dan Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling
Urgensi Layanan Bimbingan dan Konseling di SD/MI
Sumber: Pendidikan Kewarganegaraan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar